Pengertian
Keadilan
Pengertian
Keadilan
menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan
diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak
dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda.
Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah
ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang
sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang
tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak
adil.
Keaadilan
oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah
orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates
memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan
tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan
tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan kepada pemerintah ? sebab
pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat. Kong Hu
Cu berpendapat bahwa keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah
sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan
kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah
diyakini atau disepakati.
Menurut
pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan
pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada
keharmonisan menuntuk hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain,
keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya
dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
Berbagai
Macam Keadilan
- Keadilan
legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan
hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi
kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan
menurut sifat dasarnya paling cocok baginya ( the man behind the gun ).
Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut
keadilan legal
- Keadilan
distributive
Aristotele berpendapat bahwa
keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama
dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama (justice is done when
equels are treated equally).
- Keadilan
komutatif
Keadilan
ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan
umum.Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas pertalian dan
ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem
menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian
dalam masyarakat
Kejujuran
Kejujuran
atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati
nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang
kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga
berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh
agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa
apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti
juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun
yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan
niat.
Kecurangan
Kecurangan
atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula
dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa
yang diinginkan tidak sesuai dengan hari nuraninya atau, orang itu memang dari
hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa
bertenaga dan berusaha. Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah, tamak,
ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai
orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat
disekelilingnya hidup menderita. Bermacam-macam sebab orang melakukan
kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek
yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban dan aspek teknik.
Apabila keempat asepk tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan
berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila
manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia
akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.
Pemulihan
nama baik
Nama
baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak
tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik.
Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah
suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat
hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik
atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan
tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan
santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatn-perbuatan yang
dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah
kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak
sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk
memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf
tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat
darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu
ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan
mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
Pembalasan
Pembalasan
ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan
yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku
yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang
bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yagn penuh
kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya,
manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul manusia harus
mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral,
lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah
perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena
itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa,
maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan
hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.
Pengertian
Manusia
Menurut saya
manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan
dengan makhlik lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk
berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan
yang tidak dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif)
atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Bukan hanya itu saja pengertian
manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosil. Karena bukan hanya diri
sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu
manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.
1. Pengembangan manusia dari segi Susila
Aspek kehidupan susila adalah aspek ketiga setelah aspek individu dan
sosial. Manusia dapat menetapkan tingkah laku yang baik dan yang buruk karena
hanya manusia yang dapat menghayati norma-norma dalam kehidupannya.
Dalam proses antar hubungan dan antaraksi itu, tiap-tiap pribadi membawa
identitas dan kepribadian masing-masing. Oleh karena itu, keadaan yang yang
cukup bermacam-macam akan terjadi berbagai konsekuensi tindakan-tindakan
masing-masing pribadi.
Kehidupan manusia yang tidak dapat lepas dari orang lain, membuat orang
harus memiliki aturan-aturan norma. Aturan-aturantersebut dibuat untuk
menjadikan manusia menjadi lebih beradab. Menusia akan lebih menghargai
nilai-nilai moral yang akan membawa mereka menjadi lebih baik.
Selain aturan-aturan norma, manusia juga memerlukan pendidikan yang dapat
digunakan sebagai sarana mencapai kemakmuran dan kenyamanan hidup. Pendidikan
dapat menjadikan manusia seutuhnya. Dengan pendidikan, manusia dapat mengerti
dan memahami makna hidup dan penerapannya.
Melalui pendidikan kita harus mampu menciptakan manusia yang bersusila,
karena hanya dengan pendidikan kita dapat memanusiakan manusia. Melalui
pendidikan pula manusia dapat menjadi lebih baik daripada keadaan sebelumnya. Dengan
pendidikan ini, manusia juga dapat melaksanakan dengan baik norma-norma yang
ada dalam suatu masyarakat. Manusia akan mematuhi norma-norma yang ada dalam
masyarakat jika diberikan pendidikan yang tepat.
Dengan demikian, kelangsungan kehidupan masyarakat tersebut sangat
tergantung pada tepat tidaknya suatu pendidikan mendidik seorang manusia
mentaati norma, nilai dan kaidah masyarakat. Jika tidak maka manusia akan
melakukan penyimpangan terhadap norma-norma yang telah disepakati bersama oleh
masyarakat.
2. Pengembangan Manusia dari segi Religius
atau Agama
Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini sebagai makhluk
yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui kesempurnaannya
itu manusia bisa berpikir, bertindak, berusaha, dan bisa menentukan mana yang
benar dan baik. Di sisi lain, manusia meyakini bahwa dia memiliki keterbatasan dan
kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam
Semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia jika manusia mempercayai
adanya Sang Maha Pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi.
Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan.
Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang sempurna
tersebut adalah Tuhan. Hal itu merupakan fitrah manusia yang diciptakan dengan
tujuan untuk beribadah kepada Tuhannya.
Oleh karena fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan beribadah kepada
Tuhan Yang Maha Esa, untuk beribadah kepada Tuhan pun diperlukan suatu ilmu.
Ilmu tersebut diperoleh melalui pendidikan. Dengan pendidikan, manusia dapat
mengenal siapa Tuhannya. Dengan pendidikan pula manusia dapat mengerti
bagaimana cara beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Melalui sebuah pendidikan yang tepat, manusia akan menjadi makhluk yang
dapat mengerti bagaimana seharusnya yang dilakukan sebagai seorang makhluk
Tuhan. Manusia dapat mengembangkan pola pikirnya untuk dapat mempelajari
tanda-tanda kebesaran Tuhan baik yang tersirat ataupu dengan jelas tersurat
dalam lingkungan sehari-hari.
Maka dari keseluruhan perkembangan itu menjadi lengkap dan utuh dalam
setiap sisinya, baik dari sisi individu, sosial, susila, maupun religius.
Keutuhan dari setiap sisi tersebut dapat menjadikan manusia menjadi makhluk
yang lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk-makhluk Tuhan yang lain.
3. Pengembangan Manusia dari segi
Sosial
a.
Interaksi sebagai proses sosial
a. Sosialisasi sebagai proses pembentukan
kepribadian
Interaksi sosial
adalah proses saling mempengaruhi dalam hubungan timbal balik antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dan kelompok.
Proses adalah tahapan-tahapan dalam suatu peristiwa untuk membentuk
jalannya rangkaian kerja. sedangkan sosial adalah segala sesuatu mengenai
masyarakat yang peduli terhadap kepentingan umum. Jadi, proses sosial adalah
tahapan-tahapan dalam suatu peristiwa untuk membentuk manusia bermasyarakat
yang memperhatikan segi kehidupan bersama.
4. Pengembangan Manusia dari segi
Budaya
Manusia juga akan mulai berpikir
tentang bagaimana caranya menggunakan hewan atau binatang untuk lebih memudahkan
kerja manusia dan menambah hasil usahannya dalam kaitannya untuk pemenuhan
kebutuhan hidup sehari-hari. Manusia sangat mempunyai hasrat yang tinggi
apabila dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain. Hasrat untuk selalu
menambah hasil usahanya guna mempermudah lagi perjuangan hidupnya menimbulkan
perekonomian dalam lingkungan kerja sama yang teratur. Hasrat disertai rasa
keindahan menimbulkan kesenian. Hasrat akan mengatur kedudukannya dalam alam
sekitarnya, dalam menghadapai tenaga-tenaga alam yang beraneka ragam bentuknya
dan gaib, menimbulkan kepercayaan dan keagamaan. Hasrat manusia yang selalu
ingin tahu tentang segala sesuatu disekitarnya menimbulkan ilmu pengetahuan.
Ada hakekatnya kebudayaan mempunyai dua segi, bagian yang tidak dapat
dilepaskan hubungannya satu sama lain yaitu segi kebendaan dan segi kerohaniaa.
Segi kebendaan yaitu meliputi segala benda buatan manusia sebagai perwujudan
dari akalnya, serta bisa diraba. Segi kerohanian terdiri atas alam pikiran dan
kumpulan perasaan yang tersusun teratur. Keduanya tidak bisa diraba.
HUBUNGAN MANUSIA DAN KEADILAN
Hubungan manusia dengan keadilan
sangatlah erat, karena keadilan hanya bisa dilakukan oleh manusia itu sendiri
namun keadilian juga bisa di langgar oleh manusia itu sendiri, keadilan akan
dapat terjadi apabila manusia mempunyai hati nurani dan iman yang kuat,
keadilan membutuhkan manusia untuk menciptakannya, manusia membutuhkan keadilan
agar manusia satu dan manusia lainnya mendapatkan keadilan, jadi mereka saling
membutuhkan, itu lah hidup selalu ada timbal baliknya, itulah sedikit coretan
yang ada di dalam fikiran saya, kurang lebihnya mohon maaf, sekian terima
kasih,.
Manusia
dan Pandangan Hidup
Pengertian pandangan hidup
Setiap
manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati karena
ia menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia.
Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan
pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan
hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja,
melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil
pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh
akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar itu manusia menerima hasil pemikiran
itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan
hidup. Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
- Pandangan
hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya
- Pandangan
hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma
yang terdapat pada suatu Negara
- Pandangan
hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila
pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu
organisasi, maka panandangan hidup itu disebut ideology. Pandangan hidup
pada dasarnya mempunyai unsure-unsur yaitu : cita-cita, kebajikan, usaha,
keyakinan/kepercayaan. CIta-cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat
dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah
kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia,
damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi
keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal,
kemampuan jasmana, dan kepercayaan kepada Tuhan.
cita-cita,
Menurut
kamus umum bahasa Indonesia cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang
selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa
yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita
merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan dating.
Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin
tinggi, dengan perkataan lain : cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan
tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila
cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu
disebut angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi
sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Antara
masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan dating sebagai ide
atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkan seseorang mencapai apa yang
dicita-citakannya tergantung dari 3 faktor; pertama factor manusia yang
memiliki cita-cita, kedua kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang
dicita-citakannya dan ketiga seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
Kebajikan
Kebajikan
atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama
dengan perbuatan moral, perbuatan yagn sesuai dengan norma-norma agama dan
etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk
bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.. Sebagai
mahluk pribadi, manuda dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang
buruk. Baik dan buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam
bisikan didalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan
baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati
dapat merupakan hakin untuk diri sendiri.
Suara hati selalu memilik yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk
berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh karena itu, kalau seseorang berbuat
sesuatu sesuai dengan bisikan hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti
baik. Jadi berbuat dan bertindak menurut suara hati, maka tindakan itu adalah
baik. Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati sendiri. Meskipun
demikian harus dinilai dan diukur menurut suatu atau pendapat umum. Jadi
kebajikan adalah perbuatan yang sesuai dengan suara hati kita, suara hati
masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam
tingkah lakunya, karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka
setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri, sehingga tingkah laku
setiap orang berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku
seseorang adalah: factor pembawaan, factor lingkungan dan pengalaman.
Usaha/perjuangan
Usaha
/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras itu
dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun denan tenaga/jasmani, atau dengan
kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena
kemampuan terbatas timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan
manusia lainnya,
keyakinan/kepercayaan.
Keyakinan/kepercayaan
yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan.
Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu
aliran naturalisme; hidup manusia itu dihubungkan
dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari
nature, dan itu dari Tuhan. Tetapi yang tidak percaya pada Tuhan, nature itulah
yang tertinggi. Aliran naturalisme berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan
mungkin juga tidak ada
aliran intelektualisme; dasar aliran ini adalah
logika/akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir, mana yang
benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati
nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan piker (akal) kebajikan itu dapat
dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi, teknologi adalah alat
Bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi
akibat yang bertentangan dengan akal. Apabila aliran ini dihubungkan dengan
pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan
hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.Benar menurut
akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh
dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme.
Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun
tingkah lakudan perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan
akal lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal
(berilmu dan berteknologi) dapat menguasai individu yang berpikir rendah
(bodoh)
aliran gabungan. Dasar aliran ini
idalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal
dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah
dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu
dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati
nurani). Jadi apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh
hati nurani. Apabial aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan
timbil dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat
didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomorduakan, kekuatan
gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak
ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif
(masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme. Apabila dasar keyakinan
itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara
berimbang, akan dalam arti baik sebagia logika berpikir maupun sebagai daya
rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara
kolektif panangan hidup ini disebut sosialisme-religius. Kebajikan yang
dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh
hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
Langkah-langkah
berpandangan hidup yang baik :
- mengenal
- mengerti
- menghayati
- meyakini
- mengabdi
- mengamankan
HUBUNGAN
ANTARA MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Hubungan Manusia dan
Pandangan Hidup
Manusia adalah makhluk Tuhan yang diberikan
akal dan pikiran, serta hati.secara psikologi karakter manusia terbentuk dari
tiga unsur, yaitu pikiran, hati nurani, dan hawa nafsu.ketiganya ini harus
barjalan dengan seimbang dan saling mengendalikan satu sama lain untuk
menjadikan karakter yang baik pada manusia tersebut.Maka, manusia semasa
hidupnyadalam setiap pekerjaan dan kegiatannya selalu menggunakan ketiga unsur
tersebut,sejak dilahirkan, manusia tentu saja telah memilki karakter bawaan
dari orang tuanya, dan memiliki berbagai macam pengalaman semasa hidupanya
samapi dia dewasa. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya pandangan hidup yang
berbada – beda pada setiap orang.
Pandangan hidup adalah sikap manusia yang
paling mendasar dalam menyikapi setiap hal yang terjadi dalam hidupnya, baik
itu berupa masalah, tugas, tantangan dan segala yang dilakukannya manusia pasti
mempunyai pandangannya masing – masing. Saya sebagai makhluk Tuhan yang
beragama meyakini bahwa Tuhan itu ada,dan sangat berperan penting dalam
kehidupan.banyak hal – hal yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat di
dunia ini, karena memang hal tersebut tidak akan bisa kita pikirkan dengan
pikiran kita yang terbatas.hal inilah yang kita sebut sebagai iman.banyak orang
yang mempertanyakan tentang kepercayaan orang lain yang tidak bisa diterima
dengan akal sehatnya. Jawabannya adalah iman.karena iman adalah dasar dari
segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita
lihat.sama halnya seperti rasa sakit, cinta, dan kasih, yang kita tidak dapat
mengetahui seperti apa wujudnya, dan tidak dapat kita pikirkan dengan akal
sehat tetapi kita mempercayai keberadaan hal tersebut.
Menurut asalnya pandangan hidup dibagi menjadi
3 yaitu :
1.
Pandangan hidup yang
berasal dari agama,
2.
Pandangan hidup yang
berupa ideologi, dan
3.
Pandangan hidup hasil
renungan.
Pandangan hidup terdiri dari 4 unsur antara lain :
1.
Cita – Cita yang
diinginkan dapat diraih dengan usaha dan perjuangan,
2.
Berbuat baik dalam
segala hal dapat membuat seseorang merasa bahagia, damai, dan tentram,
3.
Usaha atau perjuangan
adalah kerja keras yang dilandasi oleh keyakinan, dan
4.
Keyakinan dan
kepercayaan adalah hal yang terpenting dalam hidup manusia.
Dalam perjuangan menuju kehidupan yang lebih
sempurna, sebagai makhluk Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia memerlukan
nilai-nilai unsure yang akan dianutnya sebagai pandangan hidup-nilai luhur
adalah tolak ukur kebaikan yang berkenan dengan hal-hal yang bersifat mendasar
atau abadi dalam hidup manusia. Seperti tentang cita-cita dan tujuan yang
hendak dicapai dalam hidup ini.
Lembaga
Yang Mewujudkan Pandangan Hidup
Fungsi lembaga-lembaga yang dibentuk manusia
adalah sebagai instrument, sarana, dan wahana untuk mewujudkan pandangan
kehidupan adalah sekedar merupakan konsepsi yang bersifat abstrak, tanpa daya
untuk mewujudkan dirinya dalam kenyataan.
Sebagai makhluk sosial manusia tidaklah
mungkin hidup menyendiri. Oleh karena itu, setiap manusia pribadi hidup sebagai
bagian dari lingkungan social yang lebih luas, secara berturut-turut lingkungan
keluarga, lingkungan masyarakat dll.
Hubungan
Pandangan Hidup Masyarakat.
Hubungan pandangan mengenai kehidupan manusia
dan masyarakat berdasarkan pada pandangan tentang manusia. Pandangan tentang
manusia ini di dasarkan pada Pancasila. Dari sini dapat pula diartikan sebagai
pandangan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hubungan inilah
manusia dapat hidup dan menghidupi. Manusia hidup dalam hubungan dengan
Tuhannya dan dalam perlindunganNya selamanya termasuk dengan lingkungan. Dengan
dan dalam kebudayaan dan serba hubungan menjadikan dunia dan lingkungan lebih
menyenangkan dan menjadikan hidup lebih baik.
Pandangan
Hidup Berbangsa dan Bernegara
Konsep bangsa yang digunakan untuk merumuskan
sila ketiga terutama konsep E Renan, yaitu sekelompok manusia yang mempunyai
keinginan bersama untuk bersatu dan tetap mempertahankan persatuan,sedangkan
factor-faktor yang mendorong manusia ingin bersatu itu bermacam-macam. Dalam
hal ini apa yang digariskan oleh pasal 2 ayat (1) menegaskan bahwa Negara
Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk republik.
Factor pendorong kea rah persatuan yang
ditekankan oleh WD ialah pendidikan, budaya yang diatur dalam pasal 31ayat (2)
pemerintah berusaha menyelenggarakan suatu sistem penghujatan nasional yang
diatur dengan undang-undang.
Norma-norma itulah yang harus di ikuti agar
orang-orang Indonesia dapat hidup berbangsa sesuai dengan pancasila dan
menjalankan sila 3 yang wujudkan pasal-pasal tersebut. Orang Indonesia tidak
terlepas dari pasal-pasal lain. Lewat hal ini pulalah kecintaan manusia kepada
Indonesia kepada bendera merah putih dan bahasa Indonesia dapat dikemukakan
secara intensif.
Opini / pendapat saya :
Keadilan akan selalu ada dalam
kehidupan manusia dan manusia akan membrontak jika mereka merasa keadilan yang
mereka dapat tidak seimbang dengan yang lainnya. Hak Asasi yang dimiliki setiap
manusia sangat lah kuat dalam mempengaruhi kehidupan keadilan mereka dan mereka
akan menjaga benar nama baik yang mereka punya untuk mudah menjalani kehidupan
dan bersosial terhadap sesama mereka, barang siapa yang nama baiknya sudah
tercoreng pasti lebih sulit mendapatkan kepercayaan dari orang – orang
disekitar mereka dan itulah satu contoh ketidak adilan tetapi kebiasaan yang
ada dalam kehidupan sehari – hari manusia dan sudah menjadi kebiasaan yang
benar – benar melekat dalam kehidupan manusia. Jadi jagalah nama baik anda dan
jangan pernah mencoba berbuat tidak adil antar sesama manusia
OPINI:
Setiap orang di dunia ini memiliki pandangan
hidup yang berbeda-beda. Ada yang sejalan dengan pikiran orang lain dan ada
juga yang tidak sejalan dengan pikiran orang lain. Tidak sedikit pandangan
hidup yang membuat perdebatan dan perselisihan antar umat manusia. Terkadang
pemikiran yang baik bagi seseorang tapi di mata orang lain itu tidak baik. Hal
itu yang menyebabkan perselisihan. Banyak orang yang beranggapan bahwa
pandangan hidup hidup yang dia miliki itu adalah yang terbaik, tetapi di mata
orang lain itu bisa sebaliknya. Oleh karena itu pandangan hidup harus lebih
bermutu dan baik agar kehidupan yang kita miliki bisa lebih maju.
DAFTAR PUSTAKA :
Sumber: Seri Diktat Kuliah MKDU:
Ilmu Budaya Dasar karya Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, Universitas Gunadarma
- sumber : http://dofadroid.blogspot.com/2012/05/ibd-manusia-dan-pandangan-hidup.html
- http://abdirachmadi.blogspot.com/2012/04/hubungan-antara-manusia-dan-pandangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar